Senin, 14 Februari 2011

penambang kapur : bertaruh nyawa mengejar rupiah



perbukitan kapur ( Tuban, Jawa timur ) menjadi andalan para masyarakat di sekitarnya, mereka mencari batu kapur untuk memenuhi kebutuhan ekonomi mereka. rongga didalam bukit batu kapur tersebut menjadi lahan hidup, meski disuatu sisi para pemburu harus bertaruh nyawa. didalam perbukitan kapur seluas ratusan hektar ini, para penambang menghabiskan waktunya menambang batu kumbung atau batu yang di gunakan sebagai pengganti batu bata dan batu yang di gunakan sebagai pondasi bangunan. bermodal gergaji, linggis, dan palu untuk menggali, memotong dan membentuk batu-batu kapur menjadi kubus dan berbagai ukuran. dinding bukit kapur tersebut dipotong berukuran 23 x 23 cm. penambangan batu kapur ini sangat mengancam nyawa para penambang, karena setahun lalu ada 2 orang penambang yang terkubur hidup-hidup karena batu yang di tambang runtuh. tetapi, semua itu tidak menyurutkan tekat para penambang. mereka tidak memperdulikan resiko yang terjadi, mereka tetap menambang batu kapur untuk menghidupi keluarganya. para penambang menganggap ancaman, bahaya, dan resiko adalah teman akrab mereka. karena, ancaman, bahaya, dan resiko selalu mengiringi para penambang ketika menambang batu kapur. penghasilan para penambang batu kapur ditentukan oleh produktivitas penambang. semakin banyak mereka mengumpulkan kubus-kubus batu kapur,  semakin besar pula penghasilan yang mereka dapatkan. tetapi, tetap penghasilan yang mereka dapatkan masih belum sepadan dengan apa yang mereka pertaruhkan. 1 orang penambang hanya mendapatkan hasil minimal Rp.60.000,- saja. sedangkan jika batu kapur tersebut di jual, harga batu kapur tersebut menjadi berlipat-lipat dari pendapatan sang pemburu. sungguh tidak adil keadaan alam ini, banyak yang mempertaruhkan nyawa hanya untuk mengejar rupiah tetapi, hanya mendapatkan imbalan yang sangat tidak sepadan.

0 komentar:

Posting Komentar