Sabtu, 19 Maret 2011

Pemburu Tokek : Profesi Unik dan Penuh Tantangan


Desa Kepanjen, Kecamatan Gumukmas, mungkin hanya satu diantara sekian desa di Jember, yang kini warganya banyak yang berprofesi sebagai pemburu tokek.
Berbekal peralatan sederhana seperti lampu senter dan galah yang pada ujungnya dipasangi tali penjerat, perburuan tokek ini biasanya dimulai menjelang malam, dan berakhir pada dini hari. Seperti yang dilakukan 2 saudara kembar, Supriyadi dan Sugianto, ini misalnya.
 
Setelah peralatan dirasa telah siap, perburuan pun dimulai dengan mendatangi lokasi ladang maupun kawasan hutan.
 
Untuk menjangkau posisi tokek yang berada diatas pohon, pemburu biasanya menggunakan bantuan galah yang mereka bawa untuk menangkapnya. Sementara, jika posisinya terjangkau, mereka cukup hanya dengan tangan kosong.
 
Meski terkesan sederhana, namun berburu tokek membutuhkan ketrampilan khusus. Pemburu dituntut jeli dan cekatan sebab jenis hewan yang dicari tergolong gesit dan lincah.
Profesi ini juga sarat tantangan. Betapa tidak, lokasi perburuan yang tak jarang berada di kawasan hutan dan rimbunnya pepohonan, seringkali membuat mereka terpatuk ular maupun binatang berbahaya lainnya.
Jika rejeki datang, dalam sekali berburu mereka bisa memperoleh puluhan ekor sekaligus, yang kemudian mereka jual ke sejumlah pengepul maupun penangkar tokek dengan harga bervariasi, sesuai ukurannya.
Permintaan akan daging reptil ini sendiri belakangan terus meningkat, terutama dari luar negeri untuk kebutuhan bahan obat-obatan

0 komentar:

Posting Komentar