Senin, 14 Februari 2011

pemburu mawar hutan


setiap pagi, setiap orang yang berada di desa lereng Gunung Merbabu ( Magelang, Jawa tengah ) mengabdikan dirinya sebagai "PEMBURU MAWAR". sekitar 800 -100 M diatas permukaan laut adalah tempat yang sangat cocok untuk tanaman bunga mawar, disana terdapat bunga mawar yang beraneka ragam. ada juga masyarakat desa lereng Gunung Merbabu, memburu mawar pada malam hari mereka di sebut "PEMBURU MAWAR LIAR". mawar hutan tidak sebagus mawar yang lain, dengan tangkai yang lebih kecil dan bentuk sedikit berbeda. namun, itu adalah harta yang di perebutkan masyarakat desa lereng Gunung Merbabu. semua perempuan lanjut usia, rela berjalan berkilo-kilo meter untuk mendapatkan bunga mawar. dan, harus berjalan cepat untuk pergi ke pasar, untuk menjual hasil buruan bunga mawar tersebut. jika, mereka tidak cepat-cepat pergi ke pasar maka hasil jerih payah mereka mencari bunga mawar hanyalah sia-sia. dan di sekitar desa lereng Gunung Merbabu, yang tempatnya berada di daerah pakis. ada seorang nenek bernama MBAH MUJI, yang berusia 80 tahun. dia masih bersemangat untuk mencari mawar, walaupun dengan tangan keriput beliau memetik bunga mawar yang berduri, dan mata yang sudah tidak sempurna untuk melihat. dia harus tetap menjual mawar, padahal dia tidak tahu menahu tentang menurunnya harga mawar. dan, harga 1 keranjang bunga mawar adalah Rp.2000,- saja. dan, mbah Muji hanya bisa mengumpulkan 1 keranjang bunga mawar, karena keadaan fisik yang sudah rentan. sehingga penghasilan yang mbah Muji dapatkan saat itu hanyalah selembaran uang dua ribu. selebih lagi, mbah Muji harus mengambil uang penghasilannya sebesar Rp.500,- untuk membeli sayur untuk makan mbah Muji pada hari itu. harga yang tidak sebanding dengan resiko yang selalu mengiringi para pemburu ketika sedang memburu mawar hutan.

0 komentar:

Posting Komentar