Senin, 14 Februari 2011

anak pembantu orang tua

nasib anak pinggiran sangatlah menyedihkan, di usia yang masih dini mereka harus membanting tulang demi membantu orang tua mereka untuk mempertahankan hidup mereka. mereka menahan rasa malu yang ada di benak mereka demi bertahan hidup, mereka rela tidak meneruskan sekolahnya hanya untuk membanting tulang. tetapi, saya salut dengan pengorbanan mereka. disamping mereka bekerja membanting tulang, mereka juga berjuang untuk mengejar pendidikan yang sudah mereka tinggalkan. mereka menyempatkan diri untuk pergi ke sekolah, walaupun mereka selalu di usir oleh satpam sekolah. karena, dikira mereka mengganggu pembelajaran sekolah. nasib mereka sangat malang, masa bermain mereka menjadi berkurang. karena, mereka harus membantu orang tua mereka mencari nafkah dari terbitnya fajar, sampai terbenamnya matahari menjelang fajar untuk memenuhi kebutuhan hidup didunia. walaupun, hasil yang mereka dapatkan tidak setimpal dengan perjuangan mereka. mereka tetap bersyukur dengan hasil yang ada. dengan bekerja mereka menyempatkan waktu untuk bermain dengan sebayanya. walaupun, waktu bermain mereka sangat terbatas. tapi, mereka senang bisa bermain, bergembira bersama teman-teman sebayanya. terkadang jika mereka sedang kesakitan mereka bingung harus mengadu ke siapa, mereka selalu menangis ketika mereka dihina "DASAR ANAK MISKIN". dalam hati mereka berkata, "APA SALAH AKU HIDUP SEPERTI INI?". mereka hanya bisa mengadu kepada tuhan, tetapi semua permintaan itu susah untuk langsung terwujud. yang bisa mereka lakukan saat ini adalah, berdo'a dan berusaha. nasib anak pinggiran sangat menakutkan, mereka sangat mudah untuk terjerumus kedalam hal-hal yang negatif. mereka mudah terjerumus dalam narkoba, sex bebas, dan kriminalitas. karena mereka kurang perhatian dari orang tua, pendidikan, dan kebebasan pergaulan.

0 komentar:

Posting Komentar